Nah guys berikut ini juga salah satu makanan atau jajanan khas jombang loh..
Apabila anda ke kota Jombang pada pagi membutuhkan asupan karbohidrat. Nah, ketan merdeka adalah solusinya.
Ketan ini sempat masuk koran surya lho, berikut beberapa ulasan dari redaksi surya. Ketan sudah dipersiapkan sehari sebelumnya. Pagi hari direndam, sore dicuci lalu direndam lagi, dan malam hari baru dikukus. Sementara bumbunya, berupa taburan bubuk kedelai, diolah pada pagi hari. Bumbu kedelai itu memang harus dibuat sedekat-dekatnya dengan saat disajikan meski itu lebih merepotkan. semua bahannya masih segar. Bubuk ini terbuat dari kedelai, garam, dan gula. Selain rasa manis, ada juga bumbu kedelai rasa pedas yang dicampur kelapa dan sedikit cabai merah. Bubuk kedelai berbumbu inilah yang semakin menambah selera makan.
https://www.gotravelly.com |
Ketan ini sempat masuk koran surya lho, berikut beberapa ulasan dari redaksi surya. Ketan sudah dipersiapkan sehari sebelumnya. Pagi hari direndam, sore dicuci lalu direndam lagi, dan malam hari baru dikukus. Sementara bumbunya, berupa taburan bubuk kedelai, diolah pada pagi hari. Bumbu kedelai itu memang harus dibuat sedekat-dekatnya dengan saat disajikan meski itu lebih merepotkan. semua bahannya masih segar. Bubuk ini terbuat dari kedelai, garam, dan gula. Selain rasa manis, ada juga bumbu kedelai rasa pedas yang dicampur kelapa dan sedikit cabai merah. Bubuk kedelai berbumbu inilah yang semakin menambah selera makan.
Pembeli bisa memilih antara dua macam ketan, hitam atau putih. Parutan kelapa ditaburkan di atasnya bersama bumbu kedelai manis dan pedas. Ketannya punel, apalagi ketan hitamnya, terasa manis. Ketan hitam yang dicocol bubuk kedelai tidak banyak ditemui di daerah lain. Biasanya yang dicocol dalam bubuk kedelai adalah ketan putih. Ketan hitam lebih banyak digunakan untuk bubut ketan hitam karena rasanya lebih legit dan sedikit manis.
Di warung ini justru ketan hitam itu disajikan dengan bumbu kedelai yang gurih. Perpaduan rasa ketan yang sedikit menyisakan rasa manis dan bubuk kedelai gurih itulah yang dicari. Ketan ini lebih nikmat jika di-puluk, makan tanpa sendok dan langsung menggunakan tangan. Maka, Mardiyah menyediakan sebaskom air sebagai cuci tangan. Padanannya, pembeli sering memesan kopi panas atau teh dan jahe hangat sebagai pelega tenggorokan seusai menyantap ketan.
Kopi panas dihidangkan memakai cangkir kuno berukuran kecil, terbuat dari keramik putih dan berhias bunga, lengkap dengan piring cawan atau lepek. Selain mengingatkan perabot makan milik nenek di rumah, cangkir keramik ini diyakini dapat meredam panas sehingga kopi lebih nikmat.
Seporsi ketan di warung ini dihargai Rp 2.500. Kalau enggan makan di tempat, bisa minta dibungkus. Kertas pembungkus bagian luar memang memakai kertas lilin warna cokelat, tetapi agar rasa khas ketan tidak hilang dan tidak lengket, Mardiyah melapisinya dengan sobekan kecil daun pisang.
Selamat mencoba:)
Komentar
Posting Komentar